Suara.com - Kontestasi politik kerap memunculkan hingar bingar di kalangan elite. Perseteruan hingga perkawanan dalam rangka kepentingan menjadi kemasan yang dibungkus untuk menduduki kursi kekuasaan.
Dalam beberapa waktu terakhir, isu ketidakharmonisan antara Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kerap muncul di permukaan.
Bahkan, kondisi tersebut kemudian disoroti pengamat politik Rocky Gerung. Ia mengungkapkan kemungkinan besar Surya Paloh sudah mengetahui adanya gelagat dari Jokowi melalui bahasa tubuhnya.
"Mungkin sekali, Pak Surya Paloh sekarang mengerti bahasa tubuh Pak Jokowi ingin menyingkirkan dia," kata Rocky melalui kanal Youtube Rocky Gerung Official seperti dikutip Warta Ekonomi-jaringan Suara.com pada Selasa (22/11/22).
Baca Juga: Pernikahan Kaesang Bisa Jadi Ajang Manuver Politik Jokowi, Akankah Surya Paloh Diundang?
Namun Rocky mengemukakan, sulit membedakan antara merangkul dan memukul dalam politik yang dijalankan Jokowi saat ini.
“Selalu ada yang pasti yang bisa disebut kekuasaan itu tidak bisa dibedakan, dia lagi merangkul atau lagi memukul,” ungkap Rocky.
Keduanya menurut Rocky merupakan dua sisi wajah kekuasaan yang selalu ada. Namun, ia menduga Jokowi memiliki hal tersebut dan terpendam. Kemudian akan dilampiaskan dalam momen tertentu selayaknya yang terjadi pada Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo.
"Dua wajah kekuasaan ini selalu ada pada semua orang, tinggal mana yang lebih dominan. Pak Jokowi kelihatannya memendam kultur itu bahwa ada momentum yang orang tiba-tiba kaget, kok digituin," katanya.
Simbol Politik
Baca Juga: Kedekatan Erick Thohir dengan Presiden Jokowi, sampai Dipercaya Urus Pernikahan Kaesang
Pada akhirnya, ia mengemukakan, keberadaan Anies-Surya Paloh dalam undangan perkawinan Kaesang Pangarep menjadi simbol politik dari dua sisi wajah kekuasaan tersebut.
"Kita tunggu nanti siapa yang diundang dan yang tidak di acara royal wedding ini, itu tanda membaca simbol politik," ungkapnya.
Sebelumnya dalam acara talkshow politik, Politisi senior PDI Perjuangan Panda Nababan mengungkapkan perlakuan yang dialami Gatot Nurmantyo saat pernikahan Putri Jokowi dalam acara tersebut.
Gatot saat acara pernikahan itu, disebut Panda, diperlakukan tak pantas. Usut punya usut, Panda mengemukakan, perlakuan tersebut merupakan imbas Jokowi yang harus berjalan kaki beberapa kilometer terimbas membludaknya warga saat acara HUT TNI di kawasan Banten.
Pun skenario tersebut mulai dikaitkan dengan Surya Paloh yang sebelumnya mengusung Anies Baswedan menjadi bakal calon presiden (bacapres).
Balas dendam a'la Presiden Jokowi sebagaimana dilakukannya ke Eks Panglima TNI Gatot Nurmantyo, menurut Panda berpotensi berulang kembali di pernikahan Kaesang Pangarep. Pun hal tersebut disebut bakal mengarah ke Ketua Umum NasDem Surya Paloh.
Sebelumnya dalam beberapa forum HUT Partai Persatuan Indonesia (Perindo), Jokowi kerap menyampaikan pesan yang disampaikan berulang-ulang agar parpol berhati-hati memilih calon presiden.
"Ya, memang harus hati-hati. Ini menahkodai 270 juta rakyat Indonesia. 270 juta lebih rakyat Indonesia. Kenapa selalu saya ulang-ulang ya memang harus hati-hati, jangan sembrono," ungkap Jokowi usai menghadiri acara Perayaan HUT ke-8 Partai Perindo, Senin (7/11/2022).
Pun Jokowi menilai, kalau rakyat yang paling tahu kriteria capres dan cawapres paling ideal.
"Ya, semua rakyat tahu (soal kriteria), semua kita tahu. Kalau tanya saya kriteria bisa dua hari (baru) rampung," ujarnya.
Sebelum disampaikan dalam HUT Perindo, pesan serupa juga disampaikan Jokowi saat berpidato dalam acara puncak HUT ke-58 Partai Golkar di Ji Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (21/10/2022).
Partai NasDem sendiri telah resmi mengumumkan atau mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden (bacapres) yang bakal diusung di Pilpres 2024 mendatang.
Pengumuman itu disampaikan langsung oleh Ketua Umum DPP Partai NasDem Surya Paloh di Kantor DPP Partai NasDem atau NasDem Tower, Jakarta Pusat, Senin (3/10/2022). Sejumlah petinggi jajaran Partai NasDem turut hadir dalam acara ini.
Dalam kesempatan tersebut, Surya menyampaikan salah satu alasan Anies dipilih menjadi calon presiden diusung NasDem yakni karena Gubernur DKI Jakarta itu dianggap paling terbaik.
"Kenapa Anies? Why not the best," katanya.
Partai NasDem sendiri dilakukan lebih cepat dari rencana sebelumnya dilakukan pada 10 November 2022.